28 Mei 2016

review: Tiga Burung Kecil


"Mulailah petualangan kita bertiga untuk bahu membahu memenangkan kontes se-Indonesia. Kita harus kompak, kita harus berhasil!" kata Sam, berusaha menguatkan dirinya sendiri.


Judul: Tiga Burung Kecil
Penulis: Mikha Ramadewi, Tjatursari Oetoro, Josefine Yaputri
Penerbit: Plotpoint
Tebal: 224 halaman
Tahun cetak: 2013—cetakan pertama
ISBN: 978-602-9481-31-0

Rating: 3/5 bintang

----------

BlueGreen Airlines, sebuah maskapai penerbangan internasional mengadakan sebuah proyek bernama Blue for Green Project untuk mencari pramugari dan pramugara terbaik dari seluruh dunia. Proyek ini juga bertujuan untuk mencari pramugari dan pramugara yang sesuai dengan identitas maskapai BlueGreen Airlines yang sangat profesional dan bergaya hidup sangat hijau.

Proyek ini pun mempertemukan Odette, seorang anak orang kaya yang kabur dari perjodohan yang dilakukan orangtuanya, Sam, seorang single parent yang hobi traveling dan Jess, seorang gadis sederhana yang tidak pernah meninggalkan rumah sebelumnya. Mereka bertiga dipertemukan sebagai satu kelompok perwakilan Jakarta. Ketiganya harus belajar bekerja sama untuk menjadi pemenang.

----------

Cerita yang diangkat sebenarnya cukup menarik. Kompetisi untuk menjadi pramugari atau pramugara tapi bukan hanya tentang memberi pelayanan yang baik tapi juga harus punya kepribadian yang baik juga. Dan, hal-hal tersebut di selipkan di dalam kompetisi yang lebih mengarah ke menjaga bumi kita dari kerusakan akibat global warming. Kemudian, ide tersebut digabung dengan konflik pribadi masing-masing tokoh.

Sayangnya, plot tersebut serasa kurang maksimal. Klimaks dari semua permasalahan yang ada kurang ngena. Rasanya datar-datar saja waktu baca di bagian klimaksnya. Kurang bikin gereget. Di awal waktu baca, aku ngerasa plot awalnya juga terlalu terburu-buru. Berasa kayak naik angkot yang supirnya ngejar setoran.

Konflik pribadi masing-masing tokoh cukup menarik. Ada Odette yang menurutku orangtuanya jadul abis. Orangtua Odette melarang anaknya melakukan kemauan Odette dan ujung-ujungnya memaksa Odette menikah (dijodohkan pula!). Lalu ada Sam, seorang single parent yang punya seorang putri dan berharap dapat pendamping yang cocok buat dia dan juga bisa menerima putrinya. Dan terakhir ada Jess yang nggak pernah meninggalkan rumah. Jess jadi selalu kepikiran keluarga dan rumah serta sulit beradaptasi.

Meski tokoh utama novelnya sebenarnya Odette, Sam dan Jess, tapi rasanya konflik pribadi Odette yang paling banyak dibahas. Dari mulai tentang keluarganya sampai masalah status pertunangannya dengan Nicho. Konflik dan latarbelakang dari masing-masing tokoh kurang didukung oleh tingkah laku dan pembawaan si tokoh. Aku merasa kurang dapat sense dari pembawaan si tokoh sesuai dengan deskripsi latarbelakang dan wataknya.

Aku suka bagaimana penulis-penulis novel ini menyelipkan informasi dari beberapa tempat yang dipakai sebagai latar di novel ini. Kebetulan ada tiga latar yang paling mencolok sebagai latar cerita. Satu berada di Indonesia dan dua berada di luar negeri. Mereka menyelipkan informasi tentang latar lewat scene tokoh yang memang melakukan plesir dan riset daerah tersebut.

Meski ada beberapa kekurangan, tapi kekurangan yang ada berhasil ditutupi dengan bagian-bagian lain yang dapat menyita perhatian. Jadi, aku beri 3/5 bintang untuk buku ini!